Kamis, 15 Desember 2011

To Be Expert Camp (Day 9)

Switching

Spanning Tree Protocol

Apa pengertian dari STP itu?,STP berfungsi sebagai protocol untuk pengaturan koneksi dengan menggunakan algoritma Spanning tree. Dengan kata lain Spanning Tree Protokol merupakan sebuah protokol yang berada di jaringan switch yang memungkinkan semua perangkat untuk berkomunikasi antara satu sama lain juga untuk redundant link dalam jaringan. Spanning Tree Protokol akan memaksa jalur data redundan ke standby state , sehingga jika salah satu segmen jaringan di STP tidak bisa diakses atau jika terjadi perubahan biaya STP algoritma spanning tree akan mengkonfigurasi ulang spanning tree topologi dan membangun kembali link dengan mengaktifkan standby path.

Switch adalah perangkat jaringan yang saluran data masuknya dari berbagai input port ke output port tertentu dari tujuan. Switching beroperasi pada lapisan data link dari model OSI.

Cara Kerja Spanning Tree :

STP menggunakan 3 kriteria untuk meletakkan port pada status forwarding :

• STP memilih root switch, dalam mode ini menempatkan semua port aktif pada root switch dalam status Forwarding.

• Semua switch non-root menentukan salah satu port-nya sebagai port yang memiliki ongkos (cost) paling kecil untuk mencapai root switch. Port tersebut yang kemudian disebut sebagai root port (RP) switch tersebut akan ditempatkan pada status forwarding oleh STP.

• Dalam satu segment Ethernet yang sama mungkin saja ter-attach lebih dari satu switch. Diantara switch-switch tersebut, switch dengan cost paling sedikit untuk mencapai root switch disebut designated bridge, port milik designated bridge yang terhubung dengan segment tadi dinamakan designated port (DP). Designated port juga berada dalam status forwarding.

Semua port/interface selain port/interface diatas berada dalam status Blocking.

STP Bridge ID dan Hello BPDU

STP bridge ID (BID) adalah angka 8-byte yang unik untuk setiap switch. Bridge ID terdiri dari 2-byte priority dan 6-byte berikutnya adalah system ID, dimana system ID berdasarkan pada MAC address bawaan tiap switch. Karena menggunakan MAC address bawaan ini dapat dipastikan tiap switch akan memiliki Bridge ID yang unik. STP mendefinisikan pesan yang disebut bridge protocol data units (BPDU), yang digunakan oleh switch untuk bertukar informasi satu sama lain. Pesan paling utama adalah Hello BPDU, berisi Bridge ID dari switch pengirim.

Pemilihan Root Switch


Switch-switch akan memilih root switch berdasarkan Bridge ID dalam BPDU. Root switch adalah switch dengan Bridge ID paling rendah. Kita ketahui bahwa 2-byte pertama dari switch digunakan untuk priority, karena itu switch dengan priority paling rendah akan terpilih menjadi root switch. Namun kadangkala, ada beberapa switch yang memiliki nilai priority yang sama, untuk hal ini maka pemilihan root switch akan ditentukan berdasarkan 6-byte System ID berikutnya yang berbasis pada MAC address, karena itu switch dengan bagian MAC address paling rendah akan terpilih sebagai root switch. Menentukan Root Port dari setiap switch Selanjutnya dalam proses STP adalah, setiap non-root switch akan menentukan salah satu port-nya sebagai satu-satunya root port miliknya. Root port dari sebuah switch adalah port dimana dengan melalui port tersebut switch bisa mencapai root switch dengan cost paling kecil.

Kelebihan STP

- Menghindari Trafic Bandwith yang tinggi dengan mesegmentasi jalur akses melalui switch

- Menyediakan Backup / standby path utk mencegah loop dan switch yang failed/gagal

- Mencegah looping yang tidak diinginkan pada jaringan yang memiliki beberapa jalur menuju ke satu tujuan dari satu host.

Loop terjadi bila ada route/jalur alternative diantara host-host. Untuk menyiapkan jalur back up, STP membuat status jalur back up menjadi stand by atau diblock. STP hanya membolehkan satu jalur yang active (fungsi pencegahan loop) diantara dua host namun menyiapkan jalur back up bila jalur utama terputus.

Bila “cost” STP berubah atau ada jalur yang terputus, algoritma spanning tree merubah topology spanning tree dan mengaktifkan jalur yang sebelumnya stand by.

Tanpa spanning tree pun sebenarnya memungkinkan koneksi antara dua host melewati beberapa jalur sekaligus namun dapat juga membuat looping yang tidak pernah akan selesai di dalam jaringan anda. Yang pasti akan menghabiskan kapasitas jalur yang ada hanya untuk melewatkan packet data yang sama secara berulang dan berlipat ganda.

Tanpa Spanning tree Protocol (STP), frame akan melakukan loop terus menerus dalam suatu jaringan dengan link fisik jaringan yang redundant. Untuk mencegah looping frames, STP memblok beberapa port agar tidak melakukan forwarding frame sehingga hanya ada satu jalur saja yang aktif diantara beberapa pasang jalur yang terhubung ke titik yang sama pada saat itu.




Kita lihat SW1 Trunk


Kita lihat SW2 Trunk


Kita Bisa lihat SW1 terpilih sebagai root


dan SW2 tidak menjadi root


Kita menginginkan SW2 menjadi root untuk vlan 1 kita cukup memasukkan perintah berikut :


SW1 sudah tidak menjadi root lagi


Terlihat SW2 Sudah menjadi ROOT














Etherchannel



EtherChannel bundles individual Ethernet links kedalam single logical link dan memberikan bandwidth sampai 1600 Mbps (Fast EtherChannel, full duplex) atau 16 Gbps (Gigabit EtherChannel) diantara 2 cisco catalyst switches. Semua interfaces didalam join EtherChannel harus sama speed and duplex, and kedua switch tersebut di dalam channel harus di konfigur sebagai Layer 2 atau Layer 3 interface.

Ada 2 protocol dalam link aggregation:

Cisco’s proprietary Port Aggregation Protocol (PAgP).
IEEE standard Link Aggregation Protocol (LACP)

dan Static mode on

Berikut table yang bisa kita pahami untuk penggunaan mode LACP dan PAGP :












ERHERCHANNEL LAYER 3

Jika sebelumnya ethercahnnel digunakan sebagai layer 2 Trunk, maka sekarang kita konfigurasi S1 dan SW2 link menggunakan port-channel Layer 3 dengan menggunakan ip address.

Berikut Confignya :


Interface di F0/0 dan F0/1 di SW1


Cek Etherchannel Summarynya


SW2 Port-Channel 1
sudah pakai ip (Etherchannel layer 3)



Sudah succes ping ke port channel 1 di SW1, nice!





SPANNING TREE PORTFAST

Spanning Tree portfast berguna untuk membypass state spanning tree pada port. Seperti yang diketahui statenya adalah sbb:

1. Disable (Administratively shut down by admin)
2. Blocking - Menerima BPDU tapi tidak memforwarding data
3. Listening - Menerima BPDU, menerima arp tapi belum store arp tersebut tapi belum dapat meneruskan data
4. Learning - Menerima BPDU, menerima arp dan menstore arp ke cam table masing - masing vlan namun belum juga meneruskan data
5.Forwarding - Sudah bisa meneruskan data

Spanning Tree harus distate di port yang mengarah ke user saja, jangan pernah menstate port ini ke switch lainya karena dapat dipastikan bisa menyebabkan looping di network nantinya.









SPANNING TREE BLOKPORT ELECTION

Kenapa bisa menjadi Block port?, pertama kita harus mengetahui dahulu election root dan urutannya:

1. Port yang memiliki Bid lebih rendah akan menjadi root
2. Port - port yang ada di root pasti dalam mode forwarding (Designated port)
3. Port - port yang directly langsung ke root disebut root port.
4. Port yang datang dari cost yang lebih kecil lebih dipilih (Fastethernet 10, gigabiteth 1 dsb)
5. Port yang telah datang dari switich dengan bid yang sama (pasti karena datang dari switch yg sama) dan port yang datang dari nilain port yang lebih rendah akan dipilih.

oleh karena itu bpdu yang datang dari port yang paling besar akan di blok. yaitu f0/2 di blk mode! nice ya? hehe



Tidak ada komentar: