Pertama dan satu - satunya bootcamp CCIE di Indonesia yang ditujukan untuk kemajuan bangsa, hanya keberkahan ALLAH yang tidak berhenti2 selama ilmunya masih digunakan dan berguna kepada yang menyelenggarakannya..AMIN..
Target dan target dan target, itu yang harus saya tentukan mulai sekarang. karena rasanya harus ada target khusus untuk ini agar cita2 terwujud yaitu to be Expert pastinya.
Hari pertama (Day 1) Frame Relay :
Frame Relay Inverse-ARP
Yaitu merupakan bentuk ARP dalam metode circuit di frame relay, Seperti yang kita ketahui Frame-relay adalah NBMA (Network Broadcast Multi Access)
Ada 2 mode type network :
1. Multipoint
2. Point-to-point
Default interface untuk FR adalah Multipoint, jadi diperlukan Layer 3 ke Layer 2 (DLCI)
Ada 2 cara yaitu :
• Dynamic Maping dengan Inverse ARP
• Static Mapping dengan perintah frame-relay map
Keduanya nanti akan dibahas. Frame relay membutuhkan framerelay switching:
Di topology di atas saya menggunakan frame relay switch yang sudah ada di GNS.
Berikut Konfigurasinya :
Frame Relay Inverse-ARP
Frame-relay Switch untuk topology ini:
Interface untuk R1 s0/0
Interface Untuk R2 s0/0, dan show frame relay map terlihat sudah active untuk dlci 201 di R2.
Kita lihat untuk R1 status frame-relay mapnya
Kita lihat untuk R2 status frame-relay mapnya
Test ping dari R1
Tetapi jangan lupa untuk mengaktive kan Frame relay Swithcing di Frame relay Switch
Lihat LMI untuk R1
Frame Relay Static Mapping
Frame-relay Multipoint Subinterface : Inverse-ARP
Frame Relay Multipoint Subinterface - Static Mapping + Inverse ARP
Frame Relay Poin to point Subinterface
Frame Relay [Point to Point Subinterface + Main Interface: Inverse ARP]
Frame Relay [Point to Point Subinterface + Main Interface: Static Mapping]
Frame Relay Bridging
Frame Relay Multilink PPP
Berikut saya tambahkan postingan untuk Frame-relay yang mungkin bisa menjadi pedoman juga:
RIP
Merupakan dynamic protocol yang masuk kategori distance vector, perhitungan best path dengan membandingkan metric hop count sepanjang jalur sampai ke tujuan.
Untuk menghindari loop dalam distance vector digunakan 2 metode yaitu:
1. Route Poisoning
Route Poisoning atau meracuni rute, digunakan protokol distance vector untuk mengatasi routing loop dan memberikan informasi secara detail ketika sebuah subnet atau jaringan tidak dapat diakses. diset ke 16.
Untuk mencegah update yang tidak konsisten adalah route poisoning. Ketika Network 5 dows, Router E akan menset distance yaitu 16 untuk Network 5 untuk meracuni route. Ini memberitahu bahwa jaringan tidak dapat dicapai.
2. split-horizon
Routing loop terjadi ketika informasi yang tidak benar dikirimkan kembali ke sebuah router. Split horizon mengurangi informasi routing yang tidak benar dan pembebanan routing atau juga dapat dibilang Jika routing yang di adv oleh interface diterima kembali oleh interface yg mengadv.
Jika informasi tentang Network 1 datang dari router A, maka router B dan D tidak boleh menginformasikan tentang Network 1 ke router A.
Trigerred Updates
Router membuat triggered update untuk memberitahukan perubahan kepada neighboor mereka. Ketika sebuah route gagal, sebuah update dikirim secepatnya. Trigered update, digunakan bersamaan dengan route poisoning, memastikan bahwa semua router mengetahui tentang kegagalan route sebelum holddown timer habis.
Holddown Timers
Ketika sebuah router menerima sebuah update dari tetangganya, yang mengindikasikan bahwa jaringan yang sebelumnya dapat diakses saat ini tidak lagi dapat diakses, router menandai route sebagai yang tidak dapat diakses dan memulai holddows timer.
Beda RIPv1 dengan RIPv2 :
RIP telah berevolusi dari tahun ke tahun dari sebuah Classful Routing Protocol, RIP Versi 1 (RIP v1), ke sebuah Classless Routing Protocol, RIP Versi 2 (RIP v2). Bedanya sebagai berikut :
1. Kemampuan untuk membawa paket tambahan informasi routing
2. Mekanisme authentikasi ke update tabel yang aman
3. Dukungan terhadap variable-length subnet mask (VLSM)
4. Multicast update di Versi 2
RIP default Balancing
RIP menawarkan kemampuan load balancing misalnya jika ada beberapa jalur memiliki metric yang sama. RIP langsung melakukan round robin load balancing.
Format RIP dapat kita lihat pada gambar di bawah:
Dapat kita lihat RIP format message itu terdapat banyak format pesan , versi ripnya dan mampu membawa 25 routing table saja. Routing entry yang lain termasuk address family identifier, ip address yang mampu di reach oleh router dan tentu saja hop count. Jika router harus mengirim lebih dari 25 route entri, maka multiple RIP messages harus di lakukan.
Command akan selalu di set ke 1 untuk significan Request message atau 2 untuk signifikan Respone message, sebenarnya ada message yang lain tapi hampir tidak digunakan untuk penggunaan sehari - hari.
Version akan di set sesuai yang diinginkan 1 untuk RIPv1 dan 2 untuk RIPv2.
Address Family selalu diset 2 untuk IP.
IP Address adalah ip destination route, dapat berupa host route, network utama, atau subnet (lihat di sh ip route rip). Untuk "Classful Routing" akan berbeda sesuai karakter masing2.
Metric is adalah hop count yang merupakan metric dari RIP yaitu antara 1 sampai 16.(16 Unreachable)
Berikut topology pertama jika ingin mungulang setting rip,
RIP Unicast Update
RIP Authentication
RIP Distance RIP (Poison reverse manual untuk yang prefix yg diinginkan)
RIP Offset-list
RIP distribute list
RIP Manual Summarisasi
RIP Default-Information Originate
Berikut Video jika ingin mencari tau tentang RIP :
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=setting%20rip%20distance%20vector&source=web&cd=7&ved=0CFMQtwIwBg&url=http%3A%2F%2Fwww.youtube.com%2Fwatch%3Fv%3D_SxlpxqIs-s&ei=B0DoTuqkA4fzrQf1_M2fBw&usg=AFQjCNFYpxmxUvzjOPm9v1JsGSoovC0ARQ&sig2=_ttiaRmFQtet7RG5-0NJCA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar