Minggu, 31 Januari 2010

Dynamic Routing

Dynamic Routing Protocol adalah Routing protokol yang memungkinkan network admin untuk mensetup jaringan tanpa harus mengupdate konten dari routing table secara manual bila terjadi perubahan. Berbeda dengan static routing yang mengharuskan admin untuk merubah route atau memasukkan command secara manual di router tiap kali terjadi perubahan jalur. Dynamic routing protocol mengkalkulasi metic yang terdapat pada satu atau lebih jalur secara automatis dengan algoritma yang dimilikinya.

Begitu terjadi perubahan / topology changes, dynamic routing protocol akan segera meberikan informasi update kepada router-router lain yang menggunakan routing protocol yang sama. Namun, satu hal yang perlu diperhatikan adalah best path yang dihasilkan oleh dynamic routing protocol mungkin berbeda dengan kalkulasi atau kehendak admin. Maka, dynamic routing protocol dikombinasikan dengan attic routing protocol untuk menjamin availability

Routing protocol yang bersifat dynamic antara lain:

1. Routing Information Protocol (RIP)
2. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
3. Enhanced IGRP (EIGRP)
4. Open Shortesa Path First (OSPF)
5. Intermediate System – Intermediate System (IS-IS)
6. Berder Gateway Protocol (BGP)

Klasifikasi dynamic routing protocol :

1. Classful Routing Protocol is Classless Routing Protocol
2. Interior Gateway Protocol is Exterior Gateway protocol (IGP vs EGP)
3. Distance Vector Routing Protocol (DV) vs Link-State Routing Protocol (LS)

IGP merujuk pada dynamic routing protocol yang mengatur jaringan dalam lingkup / domain 1 Autonomous System(AS). Sementara, EGPadalah istilah untuk routing protocol yang meungkinkan komunikasi antar AS.

1-5 => IGP, 6=>EGP

Autonomous System merujuk pada scope / batasan administrative yang menunjukkan network-network dalam batasan tersebut dikelola oleh suatu routing algotithm dan oleh satu entitas / perusahaan / ISP.

Distance vector merupakan dynamic routing protocol yang mengkalkulasi best path berdasarkan jarak(distance) dan arah (vector). DV memanfaatkan system “routing by rumors” untuk mengupdate seluruh isi dari routing table kepada neighbor router yang menjalankan routing protocol yang sama secara periodic. Jadi, router hanya mendasarkan info-info yang diterimanya dari tetangga untuk menentukan route-route yang ada. DV memiliki convergence time jauh lebih lambat dari Link-State. DV menggunakan algoritma Bellmen Ford. Eg 1, 2, 3, 6

Link state Routing Protocol merupakan dynamic routing protocol yang memiliki converge time yang lebih cepat, punya info independen mengenai bentuk jaringan / topology yang seungguhnya (dalam bentuk tree), isi paket-paket update yang dikirim adalah hanya rute-rute yang berubah saja dan bukan keseluruhan isi dari routing table dan menggunakan resource CPU router secara intensif. Link state menggunakan algoritma Djikstra. Eg 4 & 5

Classful routing protocol adalah routing protocol yang tidak menyertakan info subnet Mask dalam paket updatenya. Akibatnya, sebuah jaringan tidak dapat memiliki variasii subnet mask atau tidak mendukung VLSM. Jika dipaksakan, maka akan timbul ‘discontigous network’. Classless routing protocol merupakan kebalikannya. Classless routing protocol menyediakan sebuah field untuk subnet Mask sehingga mendukung VLSM, CIDR, Summary route dan tidak lagi berbasiskan kelas subnet.

Convergence adalah kondisi tiap router yang menjalankan routing protocol memiliki info jaringan yang akurat dan benar.bila ada paket data yang dikirim pada saat router belum convergence, maka ada kemungkinan paket data tersebut akan menumpuk rute yang tidak optimal.

Metric adalah nilai yang digunakan oleh routing protocol untuk menentukan apakah sebuah jalur merupakan best path atau bukan. Nilai metric semakin kecil berarti rute / jalur tersebut makin baik.

Beberapa parameter yang digunakan dalam kalkulasi metric:

* Hop counts
* Bandwith
* Delay
* Reliability
* Load
* Cost

Tiap routing protocol punya ketentuan atau perhitungan metric yang berbeda-beda. Karena itu, maka diperlukan satu perameter untuk menentukan atau mamilih satu routing protocol jika kita menjalankan bebrapa routing protocol. Parameter tersebut kita sebut Distance / AD. Semakin kecil nilai AD, maka ia akan semaikn dipilih.

Daftar nilai AD yang perlu dihafalkan:

* Directly Connected = 0
* Static Route = 1
* Summary route EIGRP = 5
* EIGRP internal = 90
* IGRP = 100
* OSPF = 110
* RIP = 120
* EIGRP eksternal = 170

Redistribute Routing Protokol

Redistribute Routing Protocol
Sunday, January 17th, 2010

Redistribute pada EIGRP

Config-router# redistribute ‘routing protocol’ metric ‘bandwidth’ ‘delays’ ‘reliability’ ‘load’ ‘mtu’

exmple :

* redistribute rip metric 1024 100 255 1 1500
* redistribute ospf 1 metric 1024 100 255 1 1500

Redistribute pada OSPF

Config-router# redistribute ‘routing protocol’ ‘EIGRP’s AS# (if using EIGRP)’ metric metric-value metric-type [1|2] subnets

example :

* redistribute eigrp 90 metric 1024 metric-type 2 subnets
* redistribute rip metric 1024 metric-type 2 subnets

Redistribute pada RIP

Config-router# redistribute ‘routing protocol’ ‘[EIGRP AS#|OSPF ProcessID]’ metric hop-counts

example :

* redistribute eigrp 90 metric 1
* redistribute ospf 1 metric 1